Senin, 29 April 2024
Pendidikan Karakter Siswa Dalam Bimbingan Dan Konseling
Jumat, 12 April 2024
PERAN GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Belajar
adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah sikap dan tingkah laku
individu. Dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku dibutuhkan motivasi.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk mau
belajar. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi
instrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (keadaan
yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal
karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.Ada tidaknya motivasi belajar
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan belajar akan
tercapai apabila pada diri adanya kemauan dan dorongan untuk belajar.
Proses
belajar mengajar adalah interaksi positif antara guru dan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Keberhasilan belajar mengajar sangat ditentukan oleh
pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam
proses pendidikan di sekolah dan keberhasilan pendidikan tergantung pada
efektivitas pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan perilaku
yang disebabkan oleh pengalaman dan melibatkan keterampilan kognitif dan sikap
dalam mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran efektif terjadi ketika interaksi
antara guru dan siswa aktif dan tujuan yang diharapkan tercapai dalam waktu
yang telah ditentukan.
Berkaitan
dengan mencapai sasaran pembelajaran dan pendidikan, meningkatkan motivasi
belajar siswa merupakan tugas penting bagi semua guru, termasuk guru bimbingan
dan konseling. Pembelajaran akan berjalan efektif ketika siswa memiliki
motivasi untuk belajar. Guru harus berusaha sebaik mungkin agar siswa
termotivasi untuk belajar. Maka dari itu, motivasi belajar menjadi kunci
penting dalam mencapai sasaran pembelajaran. Motivasi belajar harus muncul
dalam diri siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar.
PENDIDIKAN BERKARAKTER GURU BK
Guru BK dapat menghabiskan waktu dengan siswa baik secara pribadi maupun dalam kelompok, serta mendengarkan kecemasan dan kekhawatiran mereka dalam hal akademis terutama. Sebagai mediator yang terlatih, guru BK mendukung siswa saat mereka belajar mengekspresikan diri secara efektif kepada orang tua, guru maupun teman. Guru BK terkadang mewakili siswa dalam pertemuan dengan staf dan orang tua lain, seperti pertemuan pendidikan khusus atau dengar pendapat. Mereka juga dapat berfungsi sebagai sumber penting bagi siswa di saat krisis atau konflik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan keprihatinan mereka dan merasa didengarkan.
Guru BK biasanya berfungsi sebagai titik kontak penting di sekolah/Madrasah untuk orang tua sebagai sumber dari banyak pertanyaan yang berasal dari anak-anak mereka. Orang tua dapat menghubungi guru BK untuk membahas kemajuan akademis, masalah sosial, atau hambatan yang bersifat emosional anak mereka. Guru BK juga dapat membantu orang tua terhubung dengan staf sekolah yang sesuai atau mengakses sumber daya yang dibutuhkan dan dapat membantu menengahi perselisihan antara keluarga, guru, atau staf sekolah/madrasah lainnya. Mereka juga dapat memberikan dukungan dan informasi kepada orang tua yang mengadvokasi kebutuhan akademis atau pribadi anak mereka.
Bimbingan dan konseling bisa sangat bermanfaat karena berbagai alasan. Pertama, seperti segala bentuk konseling, ini dapat membantu orang merasa didengarkan, dalam ruang aman tanpa penilaian.
Konselor Bimbingan memiliki keterampilan profesional dan alat intervensionis yang memungkinkan mereka membangun gambaran menyeluruh tentang klien dan kebutuhan mereka. Melalui proses berbicara, konselor bimbingan awalnya bertujuan untuk memahami dan mendengarkan kebutuhan klien (siswa) dengan memanfaatkan keterampilan konseling profesional. Manfaat terbesar dari konselor sekolah adalah mereka mempersiapkan siswa untuk tantangan akademis, karir dan sosial dengan menghubungkan agenda pendidikan dengan kesuksesan mereka di masa depan. Mereka membuat siswa menjadi pelajar termotivasi dan memfasilitasi eksplorasi karir mereka. Konselor juga mendorong siswa untuk berbicara dengan orang tua atau wali mereka tentang hal-hal yang mereka khawatirkan. Ketika siswa merasa tidak nyaman membicarakan masalah emosional atau sosial di rumah, konselor sekolah mungkin mengadakan sesi konseling individu dengan mereka. Jika ada masalah yang terjadi dengan sekelompok siswa, sesi konseling kelompok mungkin diperlukan. Kadang-kadang konselor menyertakan orang tua dalam sesi ini untuk masalah yang lebih besar guna menentukan apakah konseling atau dukungan dari luar diperlukan.
Ada sejumlah alasan berbeda mengapa orang mengikuti sesi bimbingan konseling. Mereka dapat dihadapkan pada pemutusan hubungan kerja, pengangguran, pilihan perguruan tinggi, pilihan karir, dan mungkin membutuhkan dukungan saat mereka menavigasi jalan mereka melalui salah satu bidang yang disebutkan. Faktanya salah satu tujuan utama dari seorang konselor bimbingan adalah untuk membantu klien memahami diri mereka sendiri sehingga mereka dapat membantu mereka menemukan kehidupan yang memuaskan dalam hubungannya dengan pendidikan dan karir masa depan mereka. Ada lebih banyak opsi tetapi ada juga masalah yang lebih terkait. Masyarakat dan strukturnya terus berubah dengan cepat dan jumlah informasi baru yang diharapkan dapat diuraikan dan diserap oleh orang-orang tampaknya tumbuh dengan cepat.
Senin, 25 Maret 2024
Membina Persahabatan Sejati
Persahabatan adalah hubungan timbal balik antara 2 orang atau lebih yang di dasari atas asas sukarela untuk berbagai kepentingan tertentu dengan intensitas hubungan yang sangat erat.
A. Bagaimana sebuah hubungan di katakan sebagai “Persahabatan” ? Sebuah hubungan dikatakan persahabatan jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Saling menyayangi dan berbagi dalam banyak hal
- Saling setia, jujur dan kerjasama yang baik
- Saling berkomunikasi secara intensif
- Saling menjaga rahasia saling percaya dan mengedepankan kejujuran
- Saling membantu terutama saat salah satu mendapatkan kesulitan
- Saling menjaga persamaan hak dan kewajiban
- Saling menghargai adanya perbedaan, baik perbedaan hobi, visi dan status sosial
B. Membina
persahabatan agar awet dan lebih bermanfaat.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina persahabatan agar awet dan lebih bermanfaat, diantaranya :
- Menghormati dan Menghargai, Kalau kita ingin bersahabat dengan seseorang, jangan pernah kita melihat latar belakang orang tersebut. Jangan pernah kita melihat dia dari golongan mana, suku mana, agama apa, dll. Jadi siapapun dia dan apapun latar belakangnya kita harus menghormati dan menghargainya
2. Saling Menjaga Rahasia, Sahabat
adalah merupakan tempat kita berbagi dan berkeluh kesah. Tak jarang rahasia pribadi
mereka, mereka mau menceritakan sama kita. Untuk itu supaya persahabatan tetap
terjaga, kita harus menjaga rahasia itu dan jangan kita sia-siakan kepercayaan
sahabat itu yang sudah di berikan kepada kita.
3. Jangan Bermuka Dua, Manusia di dunia
ini tak ada seorangpun yang sempurna. Begitu juga dengan sahabat, tak pernah
lepas dari yang namanya kesalahan, lupa dan khilaf. Jadi kalau suatu saat nanti
sahabat kita melakukan kesalahan baik yang di sengaja maupun tidak, jangan
pernah kita membicarakan dia di belakangnya. Apapun dia masalah itu harus di
selesaikan dengan baik-baik.
4. Jadilah pendengar
yang baik buat teman-temanmu, Jangan pernah sekalipun Anda bersikap menggurui.
Memberi nasihat boleh-boleh aja, tapi jangan melakukannya dengan cepat.
Pelahan-lahan namun pastikan temanmu itu mendengarkannya.
5. Setiap orang
memiliki pribadi yang unik dan khas, Cobalah mengerti bagaimana karakter
temanmu. Hormatilah pendapatnya. Walau kadang kalian bisa saling berbeda
pendapat dan keyakinan, namun pasti ada jalan tengah yang bisa ditempuh asal
jangan tergesa-gesa memutuskannya.
6. Peliharalah
kepercayaan yang telah diberikan oleh teman dekat Anda itu., Kalau yang ini
nyambung tuh sama yang sebelumnya, yaitu Saling Menjaga rahasia. Jangan pernah
sekali-kali Anda mengobral rahasia teman Anda pada orang lain. Saling jaga
rahasia, anggap saja antara kalian ada sebuah permainan yang hanya bisa
dimainkan oleh Anda dan teman Anda.
7. Berilah dukungan
dan pujilah teman Anda, kesampingkan kesalahannya dan kelemahannya. Memberi
dukungan kepada sahabat dalam keadaan apapun itulah yang terbaik. Apalagi saat
teman/sahabat kita mengalami suatu masalah yang membuat ia terpuruk, maka kta
sebagai sahabatnya harus bisa menghiburnya dan membuat ia ceria kembali.
Dukungan dari orang-orang yang berarti bisa menjadi sebuah kekuatan untuknya.
8. Jangan pernah
merasa iri kepada temanmu. Kebahagiaannya adalah bahagia milik Anda juga. Ikut
berbahagiaan atas keberhasilan teman Anda. Iri itu hanya membawa Anda pada
keburukan. Buang jauh-jauh perasaan iri. Kita patut ikut Berbahagia apabila
teman/sahabat kita mendapatkan suatu kebahagiaan atau keberhasilan.
9. Dekat bukan berarti
harus tergantung satu sama lain. Berikan pertolongan secukupnya. Jagalah
‘jarak’ yang wajar. Mundurlah sedikit bila kita merasa pertemanan sudah
terlampau dekat. Sebaliknya, mendekatlah kala kita merasa pertemanan sudah
semakin renggang.
10. Sisihkan waktu untuk melakukan kegiatan refresing
bersama. Kembangkan sikap toleransi, fleksibelitas, asertive, empati dan
belajar saling memahami. Kegitan keluar/liburan dan hang out bareng bisa
mendekatkan satu sama lain. Sering-seringlah jalan bareng teman.
11. Jangan pernah ragu untuk minta maaf pada temanmu saat Anda
melakukan sebuah kesalahan padanya. Setelah itu berusahalah perbaiki kesalahan
Anda. Begitu pula sebaliknya, berikan maaf dan lupakan kesalahannya jika ia
bersalah.
12. Harus Peduli. Sebagai yang sahabat yang baik, kita harus peduli kepada sahabat kita. Jadi jangan sewaktu kita membutuhkan pertolongan dia ada untuk kita, sementara disaat dia butuh pertolongan kita justru tak mau peduli dan tak mau tau.
C. Sikap Terbaik dalam Membangun Tali Persahabatan
Ada delapan sikap terbaik dalam
membangun tali persahabatan :
1. Jadilah diri yang rendah hati. Seorang yang memiliki sikap rendah hati akan
lebih mampu dalam membangun tali persahabatan. Lawan utama dari sikap ini
adalah kesombongan. Manakala kita lebih banyak sombongnya daripada rendah
hatinya maka akan makin sedikit orang yang tetap mau berteman dengan
kita.
Sikap rendah hati tidak muncul tiba tiba, ada banyak faktor yang menjadi
latar belakang mengapa orang yang sombong tiba tiba bisa berubah menjadi rendah
hati.Salah satu faktor yang memberi pengaruh besar itu berasal dari dalam
sendiri, yaitu keinginan untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih
berguna dar sebelumnya.
2.
Jadilah pendengar yang baik.
Tampaknya begitu mudah ketika kita diminta untuk menjadi pendengar, namun hanya
ada sedikit orang yang mampu menjalankan hal ini. Seorang yang biasa dan telah
terlatih untuk mendengarkan orang lain maka ia akan lebih mudah diterima orang
lain dimanapun berada. Dengarkan baik baik ketika sahabat kita sedang
bercerita, fokuskan perhatian terhadap apa yang sedang diceritakan, jangan
sampai sahabat kita merasa dibiarkan karena kita asyik main game atau begitu
asyik menonton televisi.
3. Berikan pujian yang tulus kepada
sahabat. Mungkin ada sebagian pembaca yang belum pernah memberikan pujian
kepada temannya sendiri meski jalinan persahabatan yang ada telah terjalin
selama puluhan tahun ? Kita tak boleh terlambat untuk memberikan pujian, kita
hendaknya percaya bahwa pujian akan memberi semangat dan energi baru untuk
sahabat sahabat yang ada dalam hidup ini.Kita mesti yakin bahwa seburuk apapun
ke lakuan dari sahabat kita maka mereka pasti punya sisi keunggulan yang pantas
diganjar dengan pujian. Sanjuangan yang bernilai positif itu ibarat angin dalam
roda mobil, atau udara yang membuat balon terbang ke tempat yang lebih tinggi.
Asal pujiannya tak terlalu sering dan tidak over maka jalinan persahabatan akan
makin langgeng dimasa masa berikutnya.
4. Mengalah demi kebaikan sahabat.
Sungguh teramat beruntung ketika kita memiliki sahabat sahabat yang lebih
banyak mengalah dan lebih mengutamakan kepentingan kita. Mereka inilah yang
jiwanya bersih, hatinya tulus dan mampu menghargai arti persahabatan lebih
tinggi dari umumnya orang. Mereka menjadikan kita sahabat bukan karena harta
atau apa, namun mereka membangun persahabatan dengan tujuan untuk memberi
kebaikan kepada sesama. Dari sekian banyak jumlah teman yang kita miliki
maka hanya ada sedikit sahabat yang mempunyai sikap lebih banyak
mengalah.Tentunya kita bisa belajar lebih banyak dan meneladani sikap yang
begitu mulia ini, karena sikap mengalah pada jangka panjangnya akan membuat
kita makin kuat.
5. Berani menegur kita dengan sikap
yang tegas tetapi santun. Sahabat yang baik bukanlah orang yang selalu setuju
dengan semua tindakan yang kita ambil. Menegur sahabat tak selamanya mudah,
perlu cara dan waktu yang tepat pula. Kita mungkin pernah mengalami hal
yang tak enak saat menegur sahabat yang melakukan kesalahan, karena mereka
malah jadi membenci dan menjauh dari kita. Kita dianggap telah mencampuri
urusannya dan sok peduli dengan masalahnya. Selama niat kita tulus dan kita
yakin bahwa teguran itu demi kebaikan sahabat kita maka jangan pernah ragu
untuk mengingatkan sahabat yang kita cintai.
6. Setia dan tanggung jawab. Inilah
sikap yang sangat dibutuhkan sahabat sahabat kita, mereka sangat membenci yang
namanya pengkhianatan baik itu dilakukan secara terang terangan ataupun melalui
cara cara keji yang tak mereka ketahui sepanjang hidupnya. Jangan pernah
mengorbankan sahabat sendiri hanya karena kita ingin kepentingan pribadi segera
terwujud. Sahabat yang telah bertahun tahun dengan kita dan telah bersama
dalam kita dalam suka atau duka itu jauh lebih penting dari segalanya.
Kebeningan dan kesetiaan yang telah sahabat berikan kepada kita tak akan pernah
bisa dibeli, tak ada orang yang sanggup membeli kedamaian pikiran saat kita
bersahabat dengan orang lain. Sebagian dari kita ada yang mengorbankan
sahabat hanya demi tujuan uang dan kekayaan, padahal para ahli telah menemukan
satu bukti andai seluruh harta dan uang di dunia ini diubah menjadi emas maka
hanya akan menjadi beberapa kubik saja, namun seluruh emas yang telah disatukan
ini tak akan mampu menggantikan kelembutan dan kesetiaan para sahabat kita yang
mengagumkan.
7. Rutinkan untuk mendoakan sahabat kita. Apapun agama yang kita anut maka jangan pernah lupa untuk mendoakan mereka, kebiasaan ini akan membuat kita makin dekat dengan Tuhan dan kita akan memahami bahwa mereka ada dalam hidup kita tentu bukan tanpa sebab. Harus kita akui bahwa kita berhutang besar atas kebaikan para sahabat, kita tak mungkin melupakan mereka, sejelek apapun perilaku sahabat maka jangan pernah bosan untuk memberi harapan lewat doa doa suci saat kita menyatukan hati kepada Tuhan. Doa kebaikan akan kembali kepada diri kita dan mendoakan kejahatan atau kecelakaan untuk sahabat maka itu pun akan kembali pada diri kita. Wahai sahabat...boleh saja kau melupakanku, tetapi jangan pernah bosan untuk mengingatku dalam tiap sembah sujudmu. Karena itulah yang aku inginkan, aku ingin kelak engkau tahu bahwa tali persahabatan diantara kita bukan karena apa, tetapi karena kita ingin mendapat kebaikan dalam hidup baik kini, esok ataupun selamanya.
D. Hal-hal yang merusak Persahabatan
- Sudah tidak ada kejujuran, rasa saling percaya dan rasa saling menjaga rahasia
- Adanya persaingan yang tidak sehat dan kecemburuan
- Mulai mementingkan kepentingan dan keuntungan pribadi
- Tidak adanya keadilan, keseimbangan , kebersamaan dan rasa saling memiliki lagi.
Selasa, 13 Februari 2024
Menyontek Penyebab dan solusinya
a. Pengertian Menyontek
Pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Purwadarminta sebagai suatu kegiatan mencontoh / meniru / mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Cheating (menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat dari
Bower (1964) yang mendefinisikan “cheating
is manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end
(achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya
“menyontek” adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk
tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau
menghindari kegagalan akademis.
Nyontek sering kali
dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil paling bagus
tanpa harus bersusah payah. Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa
yang sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian, dan yang bersangkutan tidak
mempersiapkan penguasaan bahan/materi pelajaran yang memadai dengan berbagai
alasan. Mereka menyontek pekerjaan temannya yang dianggap lebih pintar atau
mengerjakan soal dengan jawaban yang dilihatnya dari catatan yang sudah
dipersiapakan. Catatan ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil
lainnya.
b. Faktor Penyebab dan Akibat Menyontek
Menurut Nugroho (2008), yang menjadi penyebab munculnya tindakan ”menyontek” bisa dipengaruhi beberapa hal. Baik yang sifatnya berasal dari dalam (internal) yakni diri sendiri maupun dari luar (eksternal) misalnya dari guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu sendiri.
1. Faktor
dari dalam diri sendiri
• Kurangnya rasa percaya diri pelajar dalam mengerjakan
soal. Biasanya disebabkan ketidaksiapan belajar baik persoalan malas dan
kurangnya waktu belajar.
• Orientasi pelajar
pada nilai bukan pada ilmu.
• Sudah menjadi
kebiasaan dan merupakan bagian dari insting untuk bertahan.
• Merupakan bentuk
pelarian/protes untuk mendapatkan keadilan. Hal ini disebabkan pelajaran yang
disampaikan kurang dipahami atau tidak mengerti dan sehingga merasa tidak puas
oleh penjelasan dari guru/dosen.
• Melihat beberapa
mata pelajaran dengan kacamata yang kurang tepat, yakni merasa ada pelajaran
yang penting dan tidak penting sehingga mempengaruhi keseriusan belajar.
• Terpengaruh oleh
budaya instan yang mempengaruhi sehingga pelajar selalu mencari jalan keluar
yang mudah dan cepat ketika menghadapi suatu persoalan termasuk test/ujian.
• Tidak ingin
dianggap sok suci dan lemahnya tingkat keimanan.
2. Faktor
dari Guru
• Guru tidak
mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik sehingga yang terjadi tidak
ada variasi dalam mengajar dan pada akhirnya murid menjadi malas belajar.
• Guru terlalu banyak
melakukan kerja sampingan sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat soal-soal
yang variatif. Akibatnya soal yang diberikan antara satu kelas dengan kelas
yang lain sama atau bahkan dari tahun ke tahun tidak mengalami variasi soal.
• Soal yang diberikan
selalu berorientasi pada hafal mati dari text book.
• Tidak ada
integritas dan keteladan dalam diri guru berkenaan dengan mudahnya soal
diberikan kepada pelajar dengan imbalan sejumlah uang.
3. Faktor
dari Orang Tua
• Adanya hukuman yang
berat jikalau anaknya tidak berprestasi.
• Ketidaktahuan orang
tua dalam mengerti pribadi dan keunikan masing-masing dari anaknya, sehingga
yang terjadi pemaksaan kehendak
4. Faktor
dari Sistem Pendidikan
• Meskipun pemerintah terus memperbaharui sistem kurikulum
yang ada, akan tetapi sistem pengajarannya tetap tidak berubah, misalnya tetap
terjadi one way yakni dari guru untuk siswa.
• Muatan materi kurikulum yang ada seringkali masih tumpang tindih dari satu jenjang ke jenjang lainnya yang akhirnya menyebabkan pelajar/siswa menganggap rendah dan mudah setiap materi. Sehingga yang terjadi bukan semakin bisa melainkan pembodohan karena kebosanan.
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya. Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan dengan tidak jujur, biasanya tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang menganggur setelah lulus karena ilmu yang diperolehnya selama sekolah didapatkannya dengan cara yang tidak jujur pula. Hannya Tuhan yang tahu.
c. Cara Penanggulangan Menyontek
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi bahwa ada empat
faktor yang menjadi penyebab menyontek yaitu:
(1) Faktor individual atau pribadi dari penyontek,
(2) Faktor lingkungan atau pengaruh kelompok
(3) Faktor sistem evaluasi dan
(4) Faktor guru/dosen atau penilai.
Berkenaan dengan asas moral di atas, dapat ditegaskan bahwa
yang terpenting dalam pendidikan moral adalah bagaimana menciptakan faktor
kondisional yang dapat mengundang dan memfasilitasi seseorang untuk selalu
berbuat secara moral dalam ujian (tidak “menyontek”) maka caranya adalah
mengkondisikan keempat faktor di atas ke arah yang mendukung, yaitu sebagai
berikut:
1) Faktor pribadi
dari penyontek
(a) Bangkitkan rasa percaya diri
(b) Arahkan self consept mereka ke arah yang lebih
proporsional
(c) Biasakan mereka berpikir lebih realistis dan tidak
ambisius
2) Faktor Lingkungan
dan Kelompok
Ciptakan kesadaran disiplin dan kode etik kelompok yang
sarat dengan pertimbangan moral.
3) Faktor Sistem
Evaluasi
(a) Buat instrumen
evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap)
(b) Terapkan cara
pemberian skor yang benar-benar objektif
(c) Lakukan
pengawasan yang ketat
(d) Bentuk soal
disesuaikan dengan perkembangan kematangan peserta didik dan dengan
mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip andragogy.
4) Faktor Guru/ Dosen
(a) Berlaku objektif
dan terbuka dalam pemberian nilai.
(b) Bersikap rasional
dan tidak ”menyontek” dalam memberikan tugas ujian/tes.
(c) Tunjukkan
keteladanan dalam perilaku moral.
(d) Berikan umpan
balik atas setiap penugasan.
Bangga dengan hasil karya sendiri itu utama,
bangga
karena meniru itu semu!
Selasa, 30 Januari 2024
Menghindari Terjadinya Tawuran di Kalangan Pelajar
A. PENGERTIAN TAWURAN
ANTAR PELAJAR
Tawuran
pelajar merupakan salah satu perbuatan anak yang dapat dikategorikan sebagai
kenakalan remaja atau juvenile deliquency yang dikemukakan oleh Alder. Tawuran merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai-nilai
persatuan, karena tawuran dapat menyebabkan disintegrasi, dan ini sangat tidak sesuai dengan dasar Negara
Indonesia yaitu pancasila tepatnya pada
sila ke-3 yang berbunyi: “Persatuan Indonesia”.
B.
FAKTOR-
FAKTOR YANG MENYEBABKAN TAWURAN PELAJAR
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tawuran,
terdapat faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:
1.
Faktor internal
Faktor internal mencangkup realisasi frustasi negatif, gangguan
pengamatan dan tanggapan pada diri remaja, dan
gagguan emosional/perasaan pada dir remaja.tawuran pada dasanya dapat terjadi
karena tidak berhasilnya remaja untuk
mengontril dirinya sendiri. gangguan pengamatan dan tanggapan pada diri remaja
antara lain : berupa ilusi,halusinasi dan gambaran semu.
2. Faktor ekternal
Selain faktor didalam (internal) yang dapat
menyebabkan tawuran juga ada beberapa faktor
lainnya yaitu: keluarga,
lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan dan lingkungan sekitar. Keluarga memang peranan pentik dalam membentuk
karakter anak dan watak anak. Kondisi keluarga sangat berdampak pada perkembangan seorang
anak, apabila hubungan dalam kekeluargaan baik akan berdampak positif begitupun sebaliknya, jika hubungan dalam
kekeluargaan buruk maka akan pula membawa dampak buruk terhadap perkembangan anak, misalnya rumah tangga yang berantakan
akan menyebabkan anak mengalami ketidakpastian emosional, perlindungan
dari orangua, penolakan orang tua dan pengaruh buruk
orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan
yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku
baik.
3. Faktor Sekolah
Sekolah bukan hanya hadir untuk
menjadikan para siswa pandai secara
akademik namun juga pandai secara akhlaknya .
Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik.
Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk
siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya di sekolah tidak jarang ditemukan ada seorang
guru yang tidak memiliki cukup
kesabaran dalam mendidik
anak muruidnya akhirnya guru
tersebut menunjukkan kemarahannya
melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah
peran guru dituntut untuk menjadi seorang
pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat
mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan
menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan
membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya
kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan
tawuran.
C.
HAL YANG
MENJADI PEMICU TAWURAN
Tak jarang disebabkan oleh
saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun
bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya,
yakni:
1.
Kecemburuan
Sosial
2.
Merasa
Terejek atau Diejek
3.
Memperebutkan
Kekuasaan
4.
Tidak Mau
Kalah
5.
Terpaksa Atas
Situasi dan Kondisi (tidak dibenarkan)
6.
Arogansi
7.
Merasa
Individu atau Kelompok Tersebut Lebih Hebat Dari Kelompok Lain
8.
Faktor Alumni
atau Senior (kekuasaan individu dalam kelompok)
9. Hura-hura atau Iseng Mengisi Waktu Kekosongan Saat Nongkrong
A.
B.
C.
D.
E.
D.
CARA MENCEGAH TAWURAN DI KALANGAN PELAJAR
Adapun cara
mencegah tawuran di kalangan pelajar adalah dengan beberapa cara
berikut:
1.
Perbanyak Silaturahmi.
Bisa dikatakan poin ini adalah poin yang
sangat berpengaruh pada setiap terjadinya tawuran, dimana ketika suatu
kelompok maupun individu itu sendiri tidak mengenal
anatar satu sama lain dan tidak
ada ikatan yang erat maka akan terjadi sebuah kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang ujung-ujungnya akan terjadi
tawuran besar denga melibatkan setiap individu dengan modal memprovokasi. Saling berkunjung
mengajak kerja sama atau membahas sesuatu yang positif, misal membuat acara
yang sifatnya melibatkan sekloh-sekolah, perbanyak ektra kulikutes yang mewajibkan semua siswa
mengikutinya (dalam konteks anak sekolah).”
Dalam konteks masyarakat, memerlukan adanya sebuah
kegiatan-kegiatan positif lainnya. Seperti kegiatan
Bakti Sosial, musyawarah dalam mengambil suatu tindakan, mengadakan kegiatan rutinitas
pengajian yang bersifat silaturahmi.
2. Adanya delegasi-delegasi Yang Kuat.
Hal ini perlu dilakukan agar ketika adanya sebuah permasalahan maka delegasi itu lah yang memperkuat akan pengambilan kesimpulan masalah tersebut. Terlebih dalam membuat jera pala pelaku tawuran itu sendiri dengan hukuman yang akan membuatnya jera dan enggan mengulanginya lagi dikemudian hari.
3.
Mediasi
Membuka komunikasi antara kedua belah pihak.
4.
Memperluas Pengetahuan Dalam Konteks Agama.
Konteks ini akan menjadikan pertimbangan bagi pelaku tawuran tersebut sebelum melakukan
tawuran itu sendiri. Dimana ketika suatu kelompok
ataupun individu akan berpikir secara rasional maupun religus dalam tindakannya
yang mengakibatkan dia enggan untuk melakukan
hal itu, tersebab dilarangnya oleh agama karena mempunyai banyak
kemudharatan ketimbang manfaatnya sendiri.
5.
Menumbuhkan Karakter Bangsa Yang Seutuhnya.
Kurangnya Karakter Bangsa pada masyarakat maupun anak sekolah ini menjadikan pemicu
terjadinya tawuran (peperangan). Ketika dia tidak memahami bagaimana Karakter Bangsa Indonesia?
Seperti apa Karakter Bangsa Indonesia?. Tentunya
si pelaku tidak akan mempertimbangkan keputusannya untuk tindakannya. Sebab dia
tidak memahami Karakter Bangsanya sendiri. Jika hal ini diterapkan
pada setiap anak sekolah maupun masyarakat, niscaya kedamaian dalam menjaga nilai kemerdekaan di
tengah keberagaman akan
sangat kuat. Karena karakter Bangsa Indonesia adalah Bangsa Yang Mencintai
Perdamaian Tanpa Kekerasan.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
E. BAGAIMANA CARA MENGATASI TAWURAN?
Adapun beberapa cara untuk mengatasi
tawuran di kalangan pelajar adalah sebagai berikut :
1.
Menambah jam pelajaran
keagamaan baik di
sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa
diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu
tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.
2.
Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan diadakan mengaji bersama, ramah keagamaan, sholat dhuha, dan
shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban
juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.
3.
Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau penelitian
yang bermanfaat bagi
mahasiswa. Sehingga tidak
terpikirkan keinginan untuk melakukan
hal-hal yang tidak terpuji.
4. Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah,
karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut
emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah
yang banyak.
5.
Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau
sudah terjadi tawuran dengan menelepon
polisi atau melalui
jejaring sosial facebook
dan twitter melalui
akun @NTMCLantasPolri agar polisi
segera datang dan mengendalikan suasana.
6. Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang
ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua
proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke
sekolahan.
7. Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada
siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran.
Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
F. DAMPAK NEGATIF AKIBAT TAWURAN
Dampak negatif yang muncul akibat tawuran antar pelajar adalah sebagai berikut :
1.
Kerugian fisik seperti luka-luka baik ringan maupun luka berat karena lemparan benda tumpul atau batu dan adu fisik dengan tangan kosong
2.
Masyarakat sekitar tempat terjadinya tawuran, contohnya rusaknya rumah
warga akibat pelajar yang tawuran melempari batu dan mengenai rumah warga
3. Menggangu kenyamanan pengendara jalan, karena tawuran banyak terjadi di
pusat kota dimana banyak aktivitas dari
warga masyarakat.