Selasa, 30 Januari 2024

Menghindari Terjadinya Tawuran di Kalangan Pelajar

 

Gambar : Konseling Kelompok Siswa Pelaku Tawuran Antar Pelajar Berbasis Pendekatan Keagamaan

A.    PENGERTIAN TAWURAN ANTAR PELAJAR

Tawuran pelajar merupakan salah satu perbuatan anak yang dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja atau juvenile deliquency yang dikemukakan oleh Alder. Tawuran merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai-nilai persatuan, karena tawuran dapat menyebabkan disintegrasi, dan ini sangat tidak sesuai dengan dasar Negara Indonesia yaitu pancasila tepatnya pada sila ke-3 yang berbunyi: “Persatuan Indonesia”.

B.    FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN TAWURAN PELAJAR

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tawuran, terdapat faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:

1.     Faktor internal

Faktor internal mencangkup realisasi frustasi negatif, gangguan pengamatan dan tanggapan pada diri remaja, dan gagguan emosional/perasaan pada dir remaja.tawuran pada dasanya dapat terjadi karena tidak berhasilnya remaja untuk mengontril dirinya sendiri. gangguan pengamatan dan tanggapan pada diri remaja antara lain : berupa ilusi,halusinasi dan gambaran semu.

2.     Faktor ekternal

Selain faktor didalam (internal) yang dapat menyebabkan tawuran juga ada beberapa faktor
lainnya yaitu: keluarga, lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan dan lingkungan sekitar. Keluarga memang peranan pentik dalam membentuk karakter anak dan watak anak. Kondisi keluarga sangat berdampak pada perkembangan seorang anak, apabila hubungan dalam kekeluargaan baik akan berdampak positif begitupun sebaliknya, jika hubungan dalam kekeluargaan buruk maka akan pula membawa dampak buruk terhadap perkembangan anak, misalnya rumah tangga yang berantakan akan menyebabkan anak mengalami ketidakpastian emosional, perlindungan dari
orangua, penolakan orang tua dan pengaruh buruk orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.

3.     Faktor Sekolah

Sekolah bukan hanya hadir  untuk menjadikan  para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya  di sekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki  cukup  kesabaran  dalam  mendidik  anak muruidnya  akhirnya  guru  tersebut  menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

4.     Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

C.    HAL YANG MENJADI PEMICU TAWURAN

Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya, yakni:

1.     Kecemburuan Sosial

2.     Merasa Terejek atau Diejek

3.     Memperebutkan Kekuasaan

4.     Tidak Mau Kalah

5.     Terpaksa Atas Situasi dan Kondisi  (tidak dibenarkan)

6.     Arogansi

7.     Merasa Individu atau Kelompok Tersebut Lebih Hebat Dari Kelompok Lain

8.     Faktor Alumni atau Senior (kekuasaan individu dalam kelompok)

9.     Hura-hura atau Iseng Mengisi Waktu Kekosongan Saat Nongkrong

D.    CARA MENCEGAH TAWURAN DI KALANGAN PELAJAR

Adapun cara mencegah tawuran di kalangan pelajar adalah dengan beberapa cara berikut:

1.     Perbanyak Silaturahmi.

Bisa dikatakan poin ini adalah poin yang sangat berpengaruh pada setiap terjadinya tawuran, dimana ketika suatu kelompok maupun individu itu sendiri tidak mengenal
anatar satu sama lain dan tidak ada ikatan yang erat maka akan terjadi sebuah kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang ujung-ujungnya akan terjadi tawuran besar denga melibatkan setiap
individu dengan modal memprovokasi. Saling berkunjung mengajak kerja sama atau membahas sesuatu yang positif, misal membuat acara yang sifatnya melibatkan sekloh-sekolah, perbanyak ektra kulikutes yang mewajibkan semua siswa mengikutinya (dalam konteks anak sekolah).”

Dalam konteks masyarakat, memerlukan adanya sebuah kegiatan-kegiatan positif lainnya. Seperti kegiatan Bakti Sosial, musyawarah dalam mengambil suatu tindakan, mengadakan kegiatan rutinitas pengajian yang bersifat silaturahmi.

2.     Adanya delegasi-delegasi Yang Kuat.

    Hal ini perlu dilakukan agar ketika adanya sebuah permasalahan maka delegasi itu lah yang    memperkuat akan pengambilan kesimpulan masalah tersebut. Terlebih dalam membuat jera pala pelaku tawuran itu sendiri dengan hukuman yang akan membuatnya jera dan enggan mengulanginya lagi dikemudian hari.

3.     Mediasi Membuka komunikasi antara kedua belah pihak.

4.     Memperluas Pengetahuan Dalam Konteks Agama.

Konteks ini akan menjadikan pertimbangan bagi pelaku tawuran tersebut sebelum melakukan tawuran itu sendiri. Dimana ketika suatu kelompok ataupun individu akan berpikir secara rasional maupun religus dalam tindakannya yang mengakibatkan dia enggan untuk melakukan hal itu, tersebab dilarangnya oleh agama karena mempunyai banyak kemudharatan ketimbang manfaatnya sendiri.

5.     Menumbuhkan Karakter Bangsa Yang Seutuhnya.

Kurangnya Karakter Bangsa pada masyarakat maupun anak sekolah ini menjadikan pemicu terjadinya tawuran (peperangan). Ketika dia tidak memahami bagaimana Karakter Bangsa Indonesia? Seperti apa Karakter Bangsa Indonesia?. Tentunya si pelaku tidak akan mempertimbangkan keputusannya untuk tindakannya. Sebab dia tidak memahami Karakter Bangsanya sendiri. Jika hal ini diterapkan pada setiap anak sekolah maupun masyarakat, niscaya kedamaian dalam menjaga nilai kemerdekaan di tengah keberagaman akan sangat kuat. Karena karakter Bangsa Indonesia adalah Bangsa Yang Mencintai Perdamaian Tanpa Kekerasan.

E.    BAGAIMANA CARA MENGATASI TAWURAN?

Adapun beberapa cara untuk mengatasi tawuran di kalangan pelajar adalah sebagai berikut :

1.     Menambah  jam  pelajaran  keagamaan  baik  di  sekolah  ataupun  di  tempat  kuliah. Dengan      penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.

2.     Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan         diadakan mengaji bersama, ramah keagamaan, sholat dhuha, dan shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.

3.     Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau        penelitian  yang  bermanfaat  bagi  mahasiswa.  Sehingga  tidak  terpikirkan  keinginan  untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.

4.     Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau                  mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.

5.     Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau sudah terjadi tawuran dengan  menelepon  polisi  atau  melalui  jejaring  sosial  facebook  dan  twitter  melalui  akun @NTMCLantasPolri agar polisi segera datang dan mengendalikan suasana.

6.   Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke sekolahan.

7.   Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau          mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.

F.    DAMPAK NEGATIF AKIBAT TAWURAN

     Dampak negatif yang muncul akibat tawuran antar pelajar adalah sebagai berikut :

1.     Kerugian fisik seperti luka-luka baik ringan maupun luka berat karena lemparan benda tumpul   atau batu dan adu fisik dengan tangan kosong

2.     Masyarakat sekitar tempat terjadinya tawuran, contohnya rusaknya rumah warga akibat pelajar   yang tawuran melempari batu dan mengenai rumah warga

3.   Menggangu kenyamanan pengendara jalan, karena tawuran banyak terjadi di pusat kota      dimana banyak aktivitas dari warga masyarakat.

0 comments:

Posting Komentar