A. PENGERTIAN TAWURAN
ANTAR PELAJAR
Tawuran
pelajar merupakan salah satu perbuatan anak yang dapat dikategorikan sebagai
kenakalan remaja atau juvenile deliquency yang dikemukakan oleh Alder. Tawuran merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai-nilai
persatuan, karena tawuran dapat menyebabkan disintegrasi, dan ini sangat tidak sesuai dengan dasar Negara
Indonesia yaitu pancasila tepatnya pada
sila ke-3 yang berbunyi: “Persatuan Indonesia”.
B.
FAKTOR-
FAKTOR YANG MENYEBABKAN TAWURAN PELAJAR
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tawuran,
terdapat faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:
1.
Faktor internal
Faktor internal mencangkup realisasi frustasi negatif, gangguan
pengamatan dan tanggapan pada diri remaja, dan
gagguan emosional/perasaan pada dir remaja.tawuran pada dasanya dapat terjadi
karena tidak berhasilnya remaja untuk
mengontril dirinya sendiri. gangguan pengamatan dan tanggapan pada diri remaja
antara lain : berupa ilusi,halusinasi dan gambaran semu.
2. Faktor ekternal
Selain faktor didalam (internal) yang dapat
menyebabkan tawuran juga ada beberapa faktor
lainnya yaitu: keluarga,
lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan dan lingkungan sekitar. Keluarga memang peranan pentik dalam membentuk
karakter anak dan watak anak. Kondisi keluarga sangat berdampak pada perkembangan seorang
anak, apabila hubungan dalam kekeluargaan baik akan berdampak positif begitupun sebaliknya, jika hubungan dalam
kekeluargaan buruk maka akan pula membawa dampak buruk terhadap perkembangan anak, misalnya rumah tangga yang berantakan
akan menyebabkan anak mengalami ketidakpastian emosional, perlindungan
dari orangua, penolakan orang tua dan pengaruh buruk
orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan
yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku
baik.
3. Faktor Sekolah
Sekolah bukan hanya hadir untuk
menjadikan para siswa pandai secara
akademik namun juga pandai secara akhlaknya .
Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik.
Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk
siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya di sekolah tidak jarang ditemukan ada seorang
guru yang tidak memiliki cukup
kesabaran dalam mendidik
anak muruidnya akhirnya guru
tersebut menunjukkan kemarahannya
melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah
peran guru dituntut untuk menjadi seorang
pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat
mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan
menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan
membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya
kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan
tawuran.
C.
HAL YANG
MENJADI PEMICU TAWURAN
Tak jarang disebabkan oleh
saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun
bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya,
yakni:
1.
Kecemburuan
Sosial
2.
Merasa
Terejek atau Diejek
3.
Memperebutkan
Kekuasaan
4.
Tidak Mau
Kalah
5.
Terpaksa Atas
Situasi dan Kondisi (tidak dibenarkan)
6.
Arogansi
7.
Merasa
Individu atau Kelompok Tersebut Lebih Hebat Dari Kelompok Lain
8.
Faktor Alumni
atau Senior (kekuasaan individu dalam kelompok)
9. Hura-hura atau Iseng Mengisi Waktu Kekosongan Saat Nongkrong
D.
CARA MENCEGAH TAWURAN DI KALANGAN PELAJAR
Adapun cara
mencegah tawuran di kalangan pelajar adalah dengan beberapa cara
berikut:
1.
Perbanyak Silaturahmi.
Bisa dikatakan poin ini adalah poin yang
sangat berpengaruh pada setiap terjadinya tawuran, dimana ketika suatu
kelompok maupun individu itu sendiri tidak mengenal
anatar satu sama lain dan tidak
ada ikatan yang erat maka akan terjadi sebuah kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang ujung-ujungnya akan terjadi
tawuran besar denga melibatkan setiap individu dengan modal memprovokasi. Saling berkunjung
mengajak kerja sama atau membahas sesuatu yang positif, misal membuat acara
yang sifatnya melibatkan sekloh-sekolah, perbanyak ektra kulikutes yang mewajibkan semua siswa
mengikutinya (dalam konteks anak sekolah).”
Dalam konteks masyarakat, memerlukan adanya sebuah
kegiatan-kegiatan positif lainnya. Seperti kegiatan
Bakti Sosial, musyawarah dalam mengambil suatu tindakan, mengadakan kegiatan rutinitas
pengajian yang bersifat silaturahmi.
2. Adanya delegasi-delegasi Yang Kuat.
Hal ini perlu dilakukan agar ketika adanya sebuah permasalahan maka delegasi itu lah yang memperkuat akan pengambilan kesimpulan masalah tersebut. Terlebih dalam membuat jera pala pelaku tawuran itu sendiri dengan hukuman yang akan membuatnya jera dan enggan mengulanginya lagi dikemudian hari.
3.
Mediasi
Membuka komunikasi antara kedua belah pihak.
4.
Memperluas Pengetahuan Dalam Konteks Agama.
Konteks ini akan menjadikan pertimbangan bagi pelaku tawuran tersebut sebelum melakukan
tawuran itu sendiri. Dimana ketika suatu kelompok
ataupun individu akan berpikir secara rasional maupun religus dalam tindakannya
yang mengakibatkan dia enggan untuk melakukan
hal itu, tersebab dilarangnya oleh agama karena mempunyai banyak
kemudharatan ketimbang manfaatnya sendiri.
5.
Menumbuhkan Karakter Bangsa Yang Seutuhnya.
Kurangnya Karakter Bangsa pada masyarakat maupun anak sekolah ini menjadikan pemicu
terjadinya tawuran (peperangan). Ketika dia tidak memahami bagaimana Karakter Bangsa Indonesia?
Seperti apa Karakter Bangsa Indonesia?. Tentunya
si pelaku tidak akan mempertimbangkan keputusannya untuk tindakannya. Sebab dia
tidak memahami Karakter Bangsanya sendiri. Jika hal ini diterapkan
pada setiap anak sekolah maupun masyarakat, niscaya kedamaian dalam menjaga nilai kemerdekaan di
tengah keberagaman akan
sangat kuat. Karena karakter Bangsa Indonesia adalah Bangsa Yang Mencintai
Perdamaian Tanpa Kekerasan.
E. BAGAIMANA CARA MENGATASI TAWURAN?
Adapun beberapa cara untuk mengatasi
tawuran di kalangan pelajar adalah sebagai berikut :
1.
Menambah jam pelajaran
keagamaan baik di
sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa
diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu
tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.
2.
Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan diadakan mengaji bersama, ramah keagamaan, sholat dhuha, dan
shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban
juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.
3.
Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau penelitian
yang bermanfaat bagi
mahasiswa. Sehingga tidak
terpikirkan keinginan untuk melakukan
hal-hal yang tidak terpuji.
4. Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah,
karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut
emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah
yang banyak.
5.
Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau
sudah terjadi tawuran dengan menelepon
polisi atau melalui
jejaring sosial facebook
dan twitter melalui
akun @NTMCLantasPolri agar polisi
segera datang dan mengendalikan suasana.
6. Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang
ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua
proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke
sekolahan.
7. Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada
siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran.
Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.
F. DAMPAK NEGATIF AKIBAT TAWURAN
Dampak negatif yang muncul akibat tawuran antar pelajar adalah sebagai berikut :
1.
Kerugian fisik seperti luka-luka baik ringan maupun luka berat karena lemparan benda tumpul atau batu dan adu fisik dengan tangan kosong
2.
Masyarakat sekitar tempat terjadinya tawuran, contohnya rusaknya rumah
warga akibat pelajar yang tawuran melempari batu dan mengenai rumah warga
3. Menggangu kenyamanan pengendara jalan, karena tawuran banyak terjadi di
pusat kota dimana banyak aktivitas dari
warga masyarakat.