Masalah adalah sesuatu hal yang tidak akan terpisahkan dari kehidupan seseorang. Bisa dikatakan bahwa hal ini akan selalu menjadi bagian dari kehidupan kita. Seperti kata pepatah, bahwa tidak ada orang di dunia ini yang akan tidak akan mendapatkan masalah. Semua manusia entah kaya atau miskin, tampan atau jelek, lelaki atau pria, remaja atau dewasa akan selalu berhadapan dengan masalah. Ia bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi kita dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebenarnya masalah timbul karena dari dalam dirinya sendiri. Mudah atau rumitnya sebuah masalah adalah hanya sebuah prasangka dari individu semata. Prasangka itu muncul akibat kurang seimbangnya kenginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan prasangka yang berlebihan ini akan mengakibatkan terganggunya psikologis seseorang yakni berupa tekanan atau depresi.
Tipe kepribadian manusia sangat beragam, berbeda individu,
maka berbeda pula caranya untuk menyelesaikan sebuah masalah. Tidak semua orang
akan mempunyai strategi khusus yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sebuah
masalah. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas cara menyelesaikan masalah
menurut psikologi.
” Penghalang Mental di Dalam Proses Penyelesaian Masalah ”
Sebelum kita menginjak bagaimana cara menyelesaikan masalah
menurut psikologis. Terlebih dahulu, kita harus mengetahui apa saja penghalang
mental seseorang yang menjadi sebuah penghambat dalam proses penyelesaian
sebuah masalah. Beberapa yang termasuk penghalang mental tersebut adalah :
© Functional fixedness (keterpakuan fungsional)
Adalahpengertian dari seseorang yang memiliki sebuah anggapan
bahwa fungsi dan kegunaan suatu objek atau benda mempunyai kecenderungan yang
stabil dan menetap sepanjang waktu. Atau bisa disebut sebagai seseorang yang
hanya melihat benda seperti yang dibuat oleh penciptanya. Jadi, individu yang
memiliki mental seperti ini akan cenderung tidak mau melihat peluang lain dan
justru malah terpaku dengan satu hal.
© Mental set (keajegan mental)
Adalah kecenderungan seseorang untuk tetap mempertahankan
suatu aktivitas yabg berhubungan dengan fungsi mental dimana hal tersebut telah
dilakukan secara berulang-ulang namun tetap berhasil menyelesaikan sebuah
masalah walaupun dalam situasi berbeda.
© Perceptual added frame (pemahaman bingkai persepsual)
Adalah keadaan tanpa sadar seseorang yang saat menghadapi masalahg dihadp melihat dirinya dikelilingi oleh masalah yang dihadapinya. Padahal, sebenarnya bingakai itu tidak ada atau tersamar sehingga akan membatasi gerak langkah seseorang untuk mencari jalan keluar bagi masalahnya.
Berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah ditinjau dari segi psikologi, antara lain:1. Sadar Akan Masalah
Langkah pertama seseoramg dalam menyelesaikan sebuah masalah
adalah dengan menyadari akan adanya permasalahan yang terjadi. Seseorang harus
sadar bahwa ia sedang dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan sebuah
solusi. Dengan begitu, seseorang akan merasa memiliki sebuah kesulitan yng harus
segera diselesaikan dengan baik.
2. Paham Akan Masalah
Setelah menyadari bahwa seseorang tersebut sedang menghadapi
masalah, maka hal yang tak kalah pentingnya adalah memahami kemudian
menjabarkan masalah yang terjadi. Pemahaman akan masalah ini memerlukan adanya
diagnosis pada suatu kejadian. Kita perlu sekali untuk memfokuskan seluruh
perhatian kita terhadap masalah yang dihadapi. Jadi, seseorang sangat
membutuhkan informasi yang banyak agar dapat memahami masalah secara utuh.
3. Ketahui Penyebab Masalah
Tidak ada asap tanpa api, tidak ada masalah tanpa penyebab.
Hal inilah yang sekiranya harus dijadikan sebuah acuan bahwa setiap masalah
terjadi karena adanya penyebab yang memicunya. Setelah kita menyadari dan
memahami benar akan masalah tersebut, hal yang perlu kita perhatika selanjutnya
adalah mengetahui secara mendalam apa penyebab munculnya masalah tersebut.
Dengan mengenali masalah, kita akan lebih mudah memecahkan sebuah masalah.
4. Mulai Sederhanakan Masalah
Bukan tidak mungkin, bahwa yang membuat masalah menjadi rumit
dan tak kunjung reda adalah dari dalam diri kita sendiri. Tak jarang kita
sering membuat diri kita terpuruk sendiri pada suatu keputusasaan. Masalah bisa
menjadi semakin kompleks dan rumit akibat dari persepsi yang ternyata dibangun
dari kita sendiri. Misalnya saja, kita terlalu terputuk dan menangisi
berlebihan tentang permasalahan yang sedang kita hadapi. Maka dari itu, hal
yang paling bijak adalah segera sederhanakan masalah kita dengan begitu
sederhana pula solusi yang akan kita dapat.
5. Fokus Pada Solusi
Hindari untuk berfokus terus-menerus terhadap masalah kita
karena sikap ini malah akan membuat kita terlalu ‘manja’ dan sibuk mengasihi
diri sendiri. Menyadari masalah yang sedang kita hadapi memang penting, akan
tetapi terlalu berfokus pada masalah yang dihadapi juga tidak baik. Bagi
fokusmu terhadap upaya untuk mencari solusi berupa tindakan nyata untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang kamu hadapi.
6. Kenali Kemungkinan Penyelesaian
Setelah kamu fokus akan solusi penyelesaian masalah yang
sedang dihadapi, langkah selanjutnya adalah mengenali dan mengklasifikasikan
beberapa kemungkinan akan sebuah bentuk kemungkinan penyelesaian suatu masalah.
Kamu bisa membuat daftar atau tabel untuk mengkategorikan beberapa kemungkinan
solusi untuk menyelesaikan masalahmu.
7. Menemukan Strategi Penyelesaiannya
Setelah mengetahui beberapa kemungkinan solusi untuk
menyelesaikan sebuah masalah tersebut, maka segera menemukan strategi
penyelesaiannya, startegi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan amasalh
secara bijak. Dalam fase ini, seseorang sudah paham betul akan situasi masalah
dan penyelesaian yang efektif dalam menghadapi masalah.
8. Tinjau Kemungkinan Implementasi Pemecahannya
Setelah keputusan final kita ambil, maka periksa serta
evaluasi lagi pilihan tersebut. Perhatikan dan pertimbangkan bentuk
implementasinya. Apakah memang benar solusi tersebut rasional dan logis? Jika
iya lanjutkan dengan tahapan berikutnya.
9. Jangan Mengeluh Berlebihan
Sikap mengeluh hanya akan mendoktin otak untuk menganggap
bahwa suatu permasalahan itu semakin rumit, kompleks, sulit dan tidak mudah
untuk diselesaikan. Ini bukan sikap psikologis yang baik, maka dari itu ganti
keluhanmu dengan tindakan yang lebih nyara.
10. Segera Ambil Tindakan
Seberapa paham pun kamu terhadap suatu masalah, seberapa
fokus pun kamu dalam mencari solusinya, dan seberapa hebat pun kamu dalam
mengatur strategi sebuah penyelesaian masalah, tanpa adanya tindakan yang nyata
adalah sia-sia. Tidak akan ada perubahan yang dapat kamu ambil jika kamu tidak
melakukan tindakan apapun.
11. Atur Emosi
Pola pikir seseoang dengan emosi yang dihasilkan adalah dua
hubungan yang saling berkaitan. Pengaturan kecerdasan emosional dalam psikologi
yang baik akan berpengaruh kepada pengembangan pola pikir yang baik juga,
begitupun sebaliknya. Ketika seseorang tidak mampu menegendalikan emosinya maka
dia tidak dapat berpikir jernih sehingga dia juga akan sulit menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
12. Berpikir Logis
Setelah kamu bisa mengendalikan emosimu, maka hal yang tidak
kalah pentingnya adalah selalu berusaha untuk berpikir secara logis dan
rasional. Berpikir secara logis akan mempengaruhi pola pikir yang kamu miliki.
Ketika seseorang berpikir positif dan logis, maka hal-hal yang dia lakukan juga
berpositif khususnya dalam penyelesaian masalah.
13. Bersikap Proporsional
Bersikap proporsional berarti kita terkukung oleh pikiran
atau hal-hal yang bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang.
Manusia hanya dapat berfikir jernih dan baikketika dalam keadaan yang rileks
dan nyaman. Seringkali, individu akan cenderung stress, marah atau sedih ketika
menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini malah akan membuatnya sulit untuk
menyelesaikan masalahnya.
Demikian beberapa cara menyelesaikan masalah menurut
psikologi. Agaknya masalah bukanlah sesuatu yang harus kamu terlalu takuti
karena tidak ada masalah tanpa solusi. Dan ini juga bisa dijadikan sebagai
salah satu tahap yang harus kamu lalui untuk proses pendewasaan diri.
0 comments:
Posting Komentar