Selasa, 21 Oktober 2025

Memahami dan Mengatasi Perasaan Insecure

A. Pendahuluan 

 Memahami dan Mengatasi Perasaan Insecure Perasaan insecure atau rasa tidak percaya diri sering kali dialami oleh banyak orang, termasuk pelajar. Insecure dapat muncul dalam berbagai aspek kehidupan, seperti akademik, sosial, dan penampilan fisik. Jika tidak diatasi dengan baik, perasaan ini dapat menghambat perkembangan diri dan mengurangi kebahagiaan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu insecure, penyebabnya, serta cara mengatasinya agar dapat hidup dengan lebih percaya diri dan positif. 

B. Pengertian Insecure

 Insecure adalah perasaan tidak aman, ragu, atau tidak percaya diri terhadap diri sendiri. Orang yang merasa insecure cenderung meragukan kemampuannya sendiri, membandingkan dirinya dengan orang lain, serta takut gagal atau ditolak oleh lingkungan sosialnya. Insecure dapat bersifat sementara atau berkepanjangan tergantung pada penyebab dan cara seseorang menghadapinya.

C. Penyebab Insecure 

  1.  Perbandingan Sosial- Terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, terutama di media     sosial.
  2. Pengalaman Buruk di Masa Lalu- Pernah mengalami kegagalan, penolakan, atau kritik yang tajam.
  3. Tuntutan dan Tekanan dari Lingkungan- Harapan yang terlalu tinggi dari keluarga, teman, atau guru dapat menyebabkan seseorang merasa tidak cukup baik. 
  4. Kurangnya Penerimaan Diri- Tidak menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri. 
  5. Kurangnya Dukungan Sosial- Tidak memiliki lingkungan yang mendukung dan memahami kondisi diri. 
  6. Kondisi Mental dan Emosi- Stres, kecemasan, atau trauma juga dapat memperburuk perasaan insecure. 
D. Dampak Insecure 
  1. Menurunkan Kepercayaan Diri- Seseorang yang insecure cenderung meragukan dirinya sendiri dan takut mencoba hal baru. 
  2. Menghambat Pengembangan Diri- Rasa takut gagal membuat seseorang enggan mengambil kesempatan yang bisa meningkatkan potensinya. 
  3. Meningkatkan Kecemasan dan Stres- Seseorang yang sering merasa insecure lebih mudah cemas dan mengalami stres berlebihan. 
  4. Menurunnya Kualitas Hubungan Sosial- Orang yang insecure sering merasa tidak cukup baik dalam pergaulan, sehingga bisa menarik diri dari lingkungan sosial.
  5. Mengurangi Produktivitas dan Motivasi- Insecure bisa membuat seseorang kurang semangat dalam belajar atau bekerja karena merasa tidak mampu.
E. Cara Mengatasi Insecure 
  1. Mengenali dan Menerima Diri Sendiri- Menerima kelebihan dan kekurangan diri sebagai bagian dari keunikan diri sendiri. 
  2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain- Fokus pada perkembangan diri sendiri daripada melihat pencapaian orang lain. 
  3. Mengembangkan Pola Pikir Positif- Mengubah cara pandang terhadap diri sendiri dan situasi yang dihadapi. 
  4. Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan- Mengasah bakat dan belajar hal baru agar lebih percaya diri. 
  5. Bergaul dengan Lingkungan yang Mendukung- Mengelilingi diri dengan orang-orang yang memberikan energi positif dan dukungan. 
  6. Mengatur Penggunaan Media Sosial- Tidak terlalu sering membandingkan kehidupan sendiri dengan yang ada di media sosial. 
  7. Merawat Kesehatan Mental dan Fisik- Olahraga, meditasi, dan menjaga pola makan yang sehat dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan. 
  8. Mencari Bantuan Jika Diperlukan- Jika perasaan insecure sudah sangat mengganggu, mencari bantuan dari guru, teman, atau profesional psikologi bisa menjadi solusi. 

Kesimpulan 
 Insecure adalah perasaan yang wajar tetapi harus diatasi dengan cara yang sehat agar tidak menghambat perkembangan diri. Dengan mengenali penyebabnya, mengubah pola pikir, dan meningkatkan kepercayaan diri, seseorang dapat mengatasi insecure dan menjalani kehidupan dengan lebih positif dan bahagia. Tidak ada yang sempurna, tetapi setiap individu memiliki kelebihan dan potensi yang bisa dikembangkan. "Jangan biarkan rasa insecure menghalangi potensimu. Percayalah pada diri sendiri dan teruslah berkembang!"

Senin, 06 Oktober 2025

Konsep Diri Remaja

 

KONSEP  DIRI REMAJA

A.         Pengertian  

Konsep diri adalah gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan, atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (R.H. Dj. Sinurat).

Konsep diri adalah  penghargaan diri, nilai diri, atau penerimaan diri. Konsep diri meliputi semua keyakinan dan penilaian tentang diri sendiri. Hal ini akan menentukan siapa kita dalam kenyataan, tetapi juga menentukan siapa kita menurut pikiran sendiri, apa yang dapat kita lakukan menurut pikiran sendiri, dan menjadi apa menurut pikiran sendiri (Burns).

Sehubungan dengan konsep diri, beberapa hal mulai berkembang pada masa remaja, antara lain:

  • pengetahuan tentang diri sendiri bertambah
  • harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan muncul3.
  • terjadi Menilaian diri atas tingkah laku dan cara mengisi kehidupan

B.         Macam-macam Konsep Diri

Kita bisa melihat konsep diri dari empat sudut pandang, yakni:

1.      Konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri negatif (rendah). Sudut pandang ini digunakan untuk membedakan apakah kita memandang diri sendiri baik (positif) atau buruk (negatif).

2.      Konsep diri fisik dan konsep diri sosial. Sudut pandang ini membedakan pandangan diri kita sendiri atas pribadi kita dan pandangan masyarakat atas pribadi kita.

3.      Konsep diri emosional dan konsep diri akademis. Dengan sudut pandang ini kita bisa membedakan pandangan diri sendiri yang dipengaruhi oleh perasaan/faktor psikologis dan yang secara ilmiah bisa dibuktikan. 

4.      Konsep diri riil dan konsep diri ideal. Sudut pandang ini membedakan diri kita yang nyata/sebenarnya dan yang kita cita-citakan.

Konsep diri memiliki 3 komponen yang sangat penting karena akan mempengaruhi hidup kita mulai saat kecil hingga sekarang, komponen tersebut antara lain :

1.      Diri Ideal.Dalam konteks dunia pendidikan, diri ideal yang sering ditetapkan orangtua adalah anak harus mendapat nilai sempurna (100 atau A). dalam setiap ujian

2.      Citra Diri.Anda akan selalu bertindak atau bersikap sesuai dengan gambar yang muncul dalam cermin/citra diri anda.

3.      Harga Diri.Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, & hormat pada diri anda sendiri sebagai seorang yang berharga & bermakna, maka semakin tinggi harga diri anda.

                                                                               



Senin, 14 Juli 2025

Komponen Cakap Dalam Berkomonikasi

Salah satu komponen penting yang dapat meningkatkan Komunikasi Efektif adalah Berkomunikasi dengan Cakap. Ya, kecakapan dalam berkomunikasi sangat diperlukan agar komunikasi kita menjadi efektif. Namun, belum cukup hanya bisa Berkomunikasi dengan Cakap saja. Tetapi, Anda harus bisa mengorganisir komunikasi terlebih dahulu. Pada artikel sebelumnya, KomunikasiEfektif.com sudah pernah membahas artikel terkait dengan Serial Komunikasi Efektif yang berjudul Serial Komunikasi Efektif #2 : Organisir Komunikasi Anda

Seperti yang kita tahu, Berkomunikasi dengan Cakap tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi butuh praktek agar menjadi habit (kebiasaan).

1. Atur Kenyamanan Pendengar

Anda bisa melakukan hal ini sebelum masku ke dalam percakapan atau presentasi Anda. Ini terkadang dapat dimulai dengan cerita lucu favorit. Hal ini membantu pendengar mengidentifikasi Anda sebagai seseorang yang bertindak seperti mereka dan memiliki persoalan sehari-hari yang sama.

2. Pandailah Mengolah Kata



Hal ini penting untuk menyampaikan pesan Anda dengan jelas dan tegas sehingga pesan yang Anda sampaikan bisa membuat setiap pendengar bisa mengerti. Kata-kata Anda dikenang karena orang langsung mengerti apa yang Anda katakan. Hal ini memerlukan Anda memilih kata-kata yang jelas dan menggunakan kata-kata sederhana daripada yang lebih kompleks.

3. Katakan dengan Jelas



Berbicaralah dengan tingkat volume yang jelas untuk didengar dan hindari tampil sebagai pembicara yang terlalu tenang atau lepas kontrol. Berhati-hati dalam mengucapkan masalah pokok sehingga Anda bisa menghindari segala bentuk kesalahpahaman. Bergumam adalah kebiasaan defensif yang bisa menyebabkan Anda jatuh ke dalam  ketakutan berkomunikasi, Anda bisa berlatih berbicara  di rumah atau di depan cermin. Terkadang, cara terbaiknya adalah dengan mendiskusikan apa yang Anda ingin komunikasikan dengan orang-orang terdekat yang Anda rasa nyaman untuk diajak sharing. Hal ini membantu memperkuat pesan dalam pikiran Anda sendiri. Sadarilah bahwa setiap praktek atau penyempurnaan dari kata-kata Anda akan membantu Anda dalam membangun kepercayaan diri.

4. Jadilah pendengar yang baik



Menjadi pendengar yang aktif. Ingat bahwa komunikasi adalah jalan dua arah dan saat Anda berbicara, Anda tidak belajar. Dengan aktif mendengarkan, Anda akan dapat mengukur berapa banyak pesan Anda sampai ke pendengar Anda dan apakah benar atau tidak itu pesan Anda diterima dengan baik. Jika audiens Anda tampaknya bingung, ini sering membantu untuk meminta pendengar untuk merefleksikan kembali sebagian dari apa yang Anda katakan, tetapi dengan kata-kata mereka sendiri. Hal ini dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi dan memperbaiki pandangan keliru tentang apa yang telah Anda maksudkan saat berkomunikasi.

Cek perasaan pendengar. Hal ini akan mendorong mereka untuk terbuka, dan membantu mereka merasa lebih baik jika mereka kecewa.

Selasa, 22 April 2025

Pentingnya Kehadiran Siswa di Sekolah/Madrasah

Sebuah kehadiran di sekolah adalah fondasi utama dalam proses pendidikan. Kehadiran yang konsisten memungkinkan siswa untuk:

  • Memahami Materi Pembelajaran Secara Utuh: Setiap pertemuan kelas dirancang untuk menyampaikan informasi dan keterampilan tertentu. Ketidakhadiran dapat menyebabkan siswa kehilangan penjelasan penting, yang berdampak pada pemahaman keseluruhan materi.
  • Berpartisipasi dalam Diskusi dan Kegiatan Kelas: Interaksi langsung dengan guru dan teman sekelas melalui diskusi dan kegiatan kelompok membantu memperdalam pemahaman dan mengembangkan keterampilan sosial.
  • Mengembangkan Kedisiplinan dan Tanggung Jawab: Kehadiran rutin mengajarkan siswa untuk menghargai waktu, mematuhi jadwal, dan bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka sebagai pelajar.

Dampak Ketidakhadiran terhadap Prestasi Akademik

Ketidakhadiran, baik yang disengaja maupun tidak, memiliki berbagai dampak negatif terhadap prestasi akademik siswa:

  • Keterlambatan dalam Pencapaian Kurikulum: Siswa yang sering absen cenderung tertinggal dalam materi pelajaran, sehingga mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Hal ini dapat menghambat pencapaian kurikulum secara keseluruhan.
  • Penurunan Prestasi Belajar: Studi menunjukkan bahwa ketidakhadiran siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Penelitian di berbagai sekolah menunjukkan bahwa ketidakhadiran mempengaruhi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
  • Risiko Putus Sekolah: Tingkat ketidakhadiran yang tinggi seringkali menjadi indikator awal dari risiko putus sekolah. Siswa yang merasa tertinggal dan tidak mampu mengejar ketertinggalan mungkin memilih untuk berhenti sekolah.

Faktor Penyebab Ketidakhadiran Siswa

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakhadiran siswa antara lain:

  • Masalah Kesehatan: Penyakit atau kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan khusus dapat memaksa siswa untuk absen.
  • Kesehatan Mental: Stres, depresi, atau kecemasan dapat membuat siswa enggan untuk hadir di sekolah.
  • Lingkungan Keluarga: Masalah keluarga, seperti perceraian atau konflik internal, dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk bersekolah.
  • Perundungan (Bullying): Siswa yang menjadi korban bullying mungkin merasa takut atau tidak nyaman untuk datang ke sekolah.
  • Kurangnya Motivasi: Ketidakminatan terhadap pelajaran atau kurangnya dorongan dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan siswa malas bersekolah.

Pentingnya Disiplin dalam Belajar

Disiplin dalam belajar adalah kunci utama dalam mencapai prestasi akademik yang gemilang. Siswa yang disiplin cenderung lebih mampu mengelola waktu, mengikuti aturan, dan fokus pada tujuan belajar mereka. Tanpa disiplin, potensi akademik sering kali terhambat oleh berbagai distraksi dan kebiasaan buruk.

Manfaat Disiplin dalam Belajar

  • Meningkatkan Prestasi Akademik: Sikap disiplin yang tinggi dapat membantu siswa dalam meraih prestasi dan pembentukan karakter yang baik. Disiplin membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya.
  • Menguasai Materi dengan Lebih Baik: Siswa yang disiplin dalam belajar cenderung lebih menguasai materi yang diajarkan, sehingga siap menghadapi ujian atau tugas tanpa rasa cemas.
  • Meningkatkan Kepercayaan Diri: Dengan penguasaan materi yang baik, siswa akan merasa lebih percaya diri dalam mengikuti pelajaran dan berpartisipasi aktif di kelas.
  • Mengembangkan Keterampilan Manajemen Waktu: Disiplin mengajarkan siswa untuk mengatur waktu dengan bijak, memastikan keseimbangan antara belajar, istirahat, dan kegiatan lainnya
  • Melatih Perilaku Jujur: Siswa yang disiplin cenderung menjauhi perilaku curang, seperti menyontek, karena mereka telah mempersiapkan diri dengan baik melalui belajar konsisten.

Minggu, 02 Maret 2025

Jiwa Kepemimpinan

a.  Pengertian dalam kepemimpinan:

  • Pemimpin adalah seorang yang dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.
  • Ketua adalah seorang yang dituaikan dalam kelompok untuk mewakili dan bertanggungjawab atas kelompoknya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Kepala adalah seorang yang mengepalai suatu kelompok atau unit untuk memimpin kelompok/unit mencapai tujuan.
  • Kepemimpinan adalah proses menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka kepemimpinan berkaitan dengan :

  • Keterlibatan orang lain atau sekelompok orang dalam kegaitan mencapai tujuan.
  • Terdapat faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain bersedia digerakkan atau dipengaruhi untuk mencapai tujuan.
  • Adanya usaha bersama serta pengerahan berbagai sumber daya, baik tenaga, dana, waktu dan lain sebagainya.
  • Melihat pada hal – hal diatas, maka dapat dikatakan hakekat kepemimpinan adalah sebagai berikut:
  • Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh, wibawa sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
  • Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang dikehendaki, membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, dan bahkan sanggup berkorban.
  • Kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang, baik dalam organisasi formal maupun informal.
  • Kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan pengaruh terhadap sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran, pandangan, sikap, kepercayaan dan sebagainya. Kepemimpinan di dalam organisasi formal merupakan suatu proses yang terus menerus, yang membuat semua anggota organisasi giat dan berusaha memahami dan mencapai tujuan – tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin.
  • Kepemimpinan adalah suatu bentu persuasi, suatu seni membina sekelompok orang melalui ”human relation” dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa rasa takut mereka mau bekerja sama, memahami dan mencapai tujuan organisasi.
  • Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau instrument untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya, mentaai segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mempelopori, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan lain sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik, bila seorang pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

b.  Fungsi - fungsi, Tipe dan Tugas Kepemimpinan

Berikut fungsi-fungsi , tipe dan tugas kepemimpinan, diantaranya :

  • Fungsi perencanaan; seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan diri sendiri selaku penanggungjawab tercapainya tujuan organisasi.
  • Fungsi memandang ke depan; seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu meneropong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala kemungkinan.
  • Fungsi pengembangan loyalitas; pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rencdah dan menengah dalam organisasi.
  • Fungsi pengawasan; pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemajuan pelaksanaan rencana.
  • Fungsi mengambil keputusan; pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang tidak berani mengambil keputusan.

·  Fungsi pemeliharaan; fungsi ini mengupayakan kepuasan bathin bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungannya. Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi. Pemimpin juga perlu memberikan penghargaan, pujian, hadiah dan semacamnya kepada anak buah yang berprestasi, untuk menjalankan fungsi ini.
Fungsi menjalankan tugas; pemimpin harus konsisten menjalankan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tipe dan Tugas kepemimpinan

·       Kepemimpinan diktatoris : Memimpin dengan cara menggertak, menguasai.

·       Kepemimpinan otokratis : Pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan pada pimpnan.

·       Kepemimpinan demokratis : Berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan dan pengambilan     keputusan.

·       Kepemimpinan laisez-faire : Membiarkan kelompoknya menetapkan tujuan dan keputusannya

Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pembahasan tentang kepemimpinan menyangkut tugas dan gaya kepemimpinan, cara mempengaruhi kelompok, yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang.

1.  Tugas kepemimpinan

Leadership function,meliputi dua bidang utama, pekerjaan yang harus diselesaikan dan kekompakan orang yang dipimpinnya. Tugas yang berhubungan dengan pekerjaan disebut task function.

Tugas yang berhubungan dengan pekerjaan perlu agar pekerjaan kelompok dapat diselesaikan dan kelompokan mencapai tujuannya. Tugas yang berhubungan dengan kekompakan kelompok dibutuhkan agar hubungan antarorang yang bekerja sama  menyelesaikan kerja itu lancar dan enak jalannya.

Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kerja kelompok :

1.    Memulai, initiating ; usaha agar kelompok mulai kegiatan atau tugas tertentu.

2.    Mengatur, regulating ; tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok

3.    Memberitahu, informing ; kegiatan memberi informasi, data, fakta dan pendapat kepada para  anggota dan meminta mereka dari mereka informasi,data atau pendapat.

4.    Mendukung,  supporting  ;  usaha  untuk  menerima  gagasan,  pendapat  dari  bawah  dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi untuk penyelesaian tugas bersama.

5.    Menilai, evaluating; tindakan untuk menguji gagasan yang muncul/cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi dan untung-rugi.

6.    Menyimpulkan, summarizing; kegiatan untuk menyimpulkan gagasan tindakan lebih lanjut.

Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan kelompok antara lain :

1.    Mendorong, encouraging; bersikap hangat,bersahabat dan menerima orang lain

2.    Mengungkapkan perasaan, expressing feeling; tindakan menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok seperti rasa puas, senang, bangga, dan ikut sepenangungan seperasaan jika terjadi masalah di dalam kelompok

3.    Mendamaikan, harmonizing ; tindakan mendamaikan dan mempertemukan orang-orang yang berbeda pendapat

4.    Mengalah, compromising ; kemauan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dengan perasaan orang lain

5.    Memperlancar, gatekeeping ; kesediaan mempermudah keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga rela menyumbangkan pendapat.

6.    Memasang aturan permainan, setting standard ; tindakan menyampaikan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok

 

c.    Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan dua bidang tugas kepemimpinan, dulu orang hanya mengenal dua gaya kepemimpinan. Pertama gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, dan yang berorientasi kepada manusia. Dari dua bidang tersebut, akhir - akhir ini dikembangkan menjadi 4 gaya kepemimpinan dasar, yaitu :

1.    Kekompakan tinggi dan kerja rendah

Gaya kepemimpinan ini berusaha menjaga hubungan baik, keakraban dan kekompakan kelompok, tapi kurang memperhatikan unsur tercapainya unsur tujuan kelompok atau penyelesaian tugas bersama. Inilah gaya kepemimpinan dalam perkumpulan social recreative, yang sebagian besar ditujukan untuk hubungan antaranggota. Namun gaya ini dapat cocok dan tepat untuk kelompok yang di waktu lampau pernah berkembang baik dan efektif, tetapi menghadapi masalah atau situasi yang memacetkan atau melenyapkan semangat anggota. Gaya kepemimpinan ini baik untuk mempengaruhi semangat kelompok dan memotivasi mereka. Gaya kepemimpinan baik juga buat kelompok yang di waktu lampau kurang mempengaruhi pribadi para anggotanya dan terlalu sibuk dengan urusan menyelesaikan masalah atau situasi yang menekan, demi tercapainya tujuan bersama.

2.    Kerja tinggi dan kekompakan rendah

Gaya kepemimpinan yang menekankan penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan kelompok. Gaya kepemimpinan ini menampilkan gaya kepemimpinan yang directive. Gaya kepemimpin ini tepat digunakan dalam persaingan dagang yang ketat serta dalam militer.

3.    Kerja tinggi dan kekompakan tinggi

Gaya kepemimpinan yang mengutamakan kerja dan kekompakan tinggi baik digunakan dalam pembentukan kelompok. Pemimpin perlu menjadi model untuk kelompok dengan menunjukkan perilaku yang membuat kelompok efektif dan puas.

Tujuan yang sebaiknya dicapai adalah membantu kelompok menjadi kelompok yang matang, yang mampu menjalankan kedua tugas kepemimpinan diatas. Gaya kepemimpinan ini menjadi tidak cocok dipakai jika tugas dan kekompakan kelompok telah diselesaikan anggota kelompok dengan baik.

4.    Kerja rendah dan kekompakan rendah

Gaya kepemimpinan yang kurang menekankan penyelesaian tugas dan kekompakan kelompok cocok buat kelompok yang telah jelas sasaran dan tujuannya. Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang menggairahkan untuk kelompok yang sudah jadi. Gaya kepemimpinan ini tidak cocok digunakan kelompok yang belum jadi. Gaya kepemimpinan ini lemah dan tidak akan menghasilkan apapun.

 


Cara Mempengaruhi Kelompok

Diatas sudah dijelaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang atau kelompok yang dipimpin.

a.  Pemimpin menyuruh kelompok, manakala dia sendiri memikirkan perkara, memgambil putusan tentang perkara itu dan memberitahukan kepada orang yang dipimpinnya.

b.  Pemimpin menjual kepada kelompok orang-orang yang dipimpinnya, manakala dia memikirkan perkara, memgambil keputusan tentang perkara itu, lalu memberitahukan putusan itu terhadap orang-orang yang dipimpinnya sambil menjelaskan dan meyakinkan mereka untuk menerima keputusan itu dengan memberitahukan untung-ruginya

c.    Pemimpin minta nasihat, jika dia mnyampaikan masalah kepada orang yang dipimpinnya menerima usul dan nasihat serta pemecahannya,lalu membuat putusan sendiri

d.    Pemimpin bergabung dengan orang yang dipimpin jika dia menyajikan masalah kepada orang-orang yang dipimpin serta bersama mencari pemecahan masalah tersebut, dan akhirnya mencapai pemecahan bersama.

e.    Pemimpin memberi kekuasaan kepada orang yang dipimpin, dia menyajikan masalah, memberi tahu batas pemecahannya dan menyerahkan kepada mereka cara pemecahannya